REFLEKSI HARI BAKTI PU KE-80 : KEBERLANJUTAN PENGABDIAN LINTAS GENERASI INSAN PU
Setiap tanggal 3 Desember, Bangsa Indonesia khususnya Insan PU diseluruh penjuru Indonesia memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) sebagai penghormatan atas perjuangan tujuh pemuda pegawai PU (Sapta Taruna PU) yang gugur dalam peristiwa heroik di Gedung Sate Bandung pada 3 Desember 1945.
Peristiwa tersebut terjadi ketika pasukan Sekutu yang diboncengi NICA (Belanda) berupaya merebut Gedung Departement van Verkeer en Waterstaat, yang saat itu menjadi kantor Departemen Pekerjaan Umum. Sebanyak 21 pemuda dan pegawai PU, dengan persenjataan terbatas menunjukkan keberanian luar biasa dalam melakukan perlawanan sengit mempertahankan kedaulatan negara. Pertempuran tidak seimbang itu menewaskan tujuh pegawai PU, sementara jenazah mereka tidak seluruhnya ditemukan.
Ketujuh pahlawan tersebut adalah Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu, dan Soerjono. Mereka dikenang sebagai Pahlawan Sapta Taruna, simbol keberanian, pengabdian, dan kesetiakawanan Insan Pekerjaan Umum dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Untuk mengenang jasa para pahlawan tersebut, pemerintah menetapkan 3 Desember sebagai Hari Bakti Pekerjaan Umum. Peringatan ini menjadi pengingat nilai integritas dan pengabdian tanpa pamrih dalam pembangunan infrastruktur bagi masyarakat.
Ikatan Pensiunan Pekerjaan Umum (IPPU) turut ambil bagian dalam berbagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Bakti PU ke-80 tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian PU di seluruh Indonesia, termasuk upacara di Gedung Sate Bandung serta kegiatan ziarah di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh IPPU Wilayah Jawa Barat.
Pelibatan dan partisipasi aktif para Pensiunan PU pada kegiatan Hari Bakti PU yang diselenggarakan Kementerian PU tersebut menjadi simbol keberlanjutan dan Semangat kebersamaan perjuangan lintas generasi Insan PU.
Kehadiran para pensiunan PU dalam rangkaian peringatan ini menegaskan bahwa semangat Sapta Taruna tidak berhenti pada satu generasi, melainkan terus hidup dan diwariskan dalam upaya mengisi kemerdekaan Indonesia melalui pembangunan infrastruktur bagi segenap rakyat Indonesia.
Hari Bakti PU tidak hanya menjadi momentum mengenang sejarah, tetapi juga pengingat tanggung jawab bersama baik Insan PU yang masih aktif maupun para purnabakti untuk terus menjaga semangat pengabdian dalam membangun negeri.
REFLEKSI HARI BAKTI PU KE-80 :
“KEBERLANJUTAN PENGABDIAN LINTAS GENERASI INSAN PU”