RAJUT SILATURAHMI MEMBANGUN HIDUP YANG SEHAT (Refleksi 50 Tahun IPPU , 3 Desember 1975 - 2025)
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hubungan antar individu menjadi pondasi penting dalam membentuk keseimbangan hidup, baik secara sosial, emosional, maupun spiritual. Dalam kehidupan berorganisasi atau bermasyarakat, menjalin hubungan yang baik antara sesama maupun lintas generasi merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai persaudaraan dan rasa hormat yang perlu dijaga dan diwariskan.
Perkumpulan “KERUKUNAN PENSIUNAN PEKERJAAN UMUM (KPPU)” didirikan atas prakarsa dan tekad para Pensiunan Pegawai Pekerjaan Umum, yang dengan dorongan serta dukungan Pimpinan pada waktu itu, diikrarkan berdirinya pada Hari Bakti Pekerjaan Umum tanggal 3 Desember 1975, dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Nomor: 47/KPTS/1976, sebagai wadah tunggal untuk menghimpun, mempersatukan dan menyatukan para Pensiunan Pekerjaan Umum, atas dasar kekeluargaan dan kerukunan, berlandaskan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Melalui wadah ini, diharapkan dapat terjalin/terfasilitasi kegiatan para Pensiunan Pekerjaan Umum yang ingin menjadikan dirinya sebagai insan mandiri yang sejahtera lahir dan batin, agar tetap berguna dan mampu memberikan darma bakti bagi pembangunan Nusa dan Bangsa, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila.
Menyadari akan tujuan perkumpulan ini, dan perubahan situasi/kondisi yang terjadi, maka Pensiunan Pekerjaan Umum melalui musyawarah dan mufakat yang diawali pada bulan Mei 2005 telah menyusun dan menetapkan landasan kerja baru dalam bentuk Anggaran Dasar yang sekaligus mencabut dan menyatakan tidak berlaku Anggaran Dasar Tahun 1985, yang ditopang oleh semangat persatuan, gotong-royong, kekeluargaan dan kerukunan, sekaligus mengubah nama Kerukunan Pensiunan Pekerjaan Umum (KPPU) menjadi Ikatan Pensiunan Pekerjaan Umum (IPPU) sesuai dengan amanat pertemuan termasuk para senior pada bulan Mei 2005.
Dalam rangkaian peringatan 50 Tahun IPPU, kegiatan silaturahmi dan menjenguk senior dilaksanakan sebagai wujud kepedulian, penghormatan, dan penguatan hubungan antar generasi, khususnya antara yang lebih muda dan senior. tujuannya adalah mempererat rasa kekeluargaan, empati, serta melanjutkan nilai-nilai positif dan semangat perjuangan yang telah diwariskan oleh para pendahulu.
Kegiatan ini merupakan bentuk penerapan falsafah Jawa “mikul dhuwur mendhem jero”, yang bermakna menjunjung tinggi kehormatan orang yang lebih tua atau berjasa, serta menutupi kekurangannya dengan kasih dan kebijaksanaan, karena pada dasarnya setiap generasi memiliki tantangan dan keterbatasan masing masing. Nilai luhur ini mengajarkan bahwa menghormati pendahulu bukan berarti menutup mata terhadap kekurangan mereka, tetapi menjadikan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk berbuat lebih baik ke depan dengan sikap saling menghargai serta semangat melanjutkan kebaikan.
Dari sisi psikologis dan kesehatan, silaturahmi terbukti memberikan manfaat nyata bagi kesehatan lahir dan batin. Interaksi sosial yang hangat dan penuh kasih dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol) serta meningkatkan hormon kebahagiaan (oksitosin, serotonin, dan endorfin). Hal ini menjadikan kegiatan silaturahmi tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga menumbuhkan ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan jiwa bagi semua pihak yang terlibat.
Secara moral dan spiritual, kegiatan ini menanamkan kesadaran bahwa setiap perjuangan para pendahulu merupakan fondasi bagi generasi penerus. Menghormati mereka berarti juga menyambung doa, menjaga nama baik, dan melanjutkan cita-cita yang belum selesai. Sikap ini selaras dengan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan, bahwa menghargai orang tua dan menjaga hubungan baik adalah bentuk ibadah yang membawa keberkahan dan kedamaian.
Dari segi semangat ke depan, kegiatan ini menumbuhkan motivasi bagi generasi muda untuk melanjutkan perjuangan para senior dengan bijak, kreatif, dan penuh integritas. Daripada menilai masa lalu dengan kritik, generasi penerus diajak untuk membangun masa depan yang lebih baik dengan semangat kebersamaan dan tanggung jawab moral.
Secara keseluruhan, kegiatan silaturahmi dan menjenguk senior bukan sekadar kunjungan sosial, melainkan tradisi luhur yang mencerminkan kebijaksanaan, kasih sayang, dan penghargaan sesama dan antar generasi. Melalui kegiatan ini, terbangun hubungan yang harmonis, pikiran yang positif, serta jiwa dan raga yang sehat. Diharapkan kegiatan ini terus dilestarikan sebagai sumber inspirasi, energi moral, dan semangat kebersamaan untuk melangkah maju membangun masa depan yang lebih bahagia, harmonis, dan bermakna, khususnya bagi segenap Insan PU dalam membangun Indonesia dan kehidupan pribadi yang lebih bermakna.
SELAMAT MENYONGSONG ULANG TAHUN EMAS IPPU
GUYUB RUKUN SELALU